Jadikan ini Perpisahan yang Termanis, Sebuah Maaf Terselubung Paksaan
Lirik perpisahan termanis itu membuat saya tersenyum lirih, ya kali ada perpisahan yang manis, setahu saya, semua perpisahan itu pahit, meski mungkin nantinya membawa kita ke hal yang manis.
Tapi, bukankah hidup memang demikian?
Tak perlu berpisah, hidup tak mungkin menerus dalam kepahitan, pasti ada masa di mana kita merasakan hal-hal yang manis, iya nggak?
Oh ya, saya jadi ingin berbagi lirik lengkap lagu perpisahan termanis dari Lovarian tersebut.
Lirik Lagu Perpisahan Termanis dari Lovarian
Bila nanti kita berpisah
Jangan kau lupakan
Kenangan yang indah
Kisah kita
Jika memang kau tak tercipta
Untuk kumiliki
Cobalah mengerti
Yang terjadi
Bila mungkin memang tak bisa
Jangan pernah coba memaksa
'Tuk tetap bertahan
Di tengah kepedihan
Jadikan ini perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang waktu
Semua berakhir tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Semoga kelak kau 'kan temukan
Kekasih sejati
Yang 'kan menyayangi
Lebih dariku
Bila mungkin memang tak bisa
Menyatukan perbedaaan kita
Dan tetap bertahan
Di tengah kepedihan
Jadikan ini perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang waktu
Semua berakhir tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Bila mungkin memang tak bisa
Menyatukan perbedaaan kita
Dan tetap bertahan
Di tengah kepedihan
Ho-oh-oh
Jadikan ini perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang waktu
Semua berakhir tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Jadikan ini perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang waktu
Semua berakhir tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Memaknai Kata 'Jadikan ini Perpisahan yang Termanis' Sebagai Sebuah Maaf Terselubung Paksaan
Membaca keseluruhan lirik Perpisahan Termanis di atas, membuat saya jadi semakin memaknai, bahwa setiap pelaku kesalahan, ujung-ujungnya akan playing victim, dengan mengatakan bahwa seolah-olah tak mengapa dia yang disalahkan.
Padahal ya emang dia yang salah!
Udah gitu, pakai maksa jangan pernah lupakan pula, jahat amat ya, masa iya korbannya disuruh tersiksa melulu dengan kenangan manis berujung pahit itu? ye nggak?
I know, aneh banget memang saya bahas lirik lagu tersebut, tapi lirik lagu itu, benar-benar merupakan cerminan banyak orang zaman now.
Dia yang secara sengaja melakukan kesalahan, setelah ketahuan bilangnya khilaf, (mana ada orang dewasa yang udah tahu salah dan benar, melakukan kesalahan dengan khilaf?), lalu ketika sulit diterima bilangnya "emang aku yang salah"
Ya memang iya, Bwambang!
Dia yang secara sengaja melakukan kesalahan, setelah ketahuan bilangnya khilaf, (mana ada orang dewasa yang udah tahu salah dan benar, melakukan kesalahan dengan khilaf?), lalu ketika sulit diterima bilangnya "emang aku yang salah"
Ya memang iya, Bwambang!
Situ yang salah.
Nggak perlu ditegasin lagi, cukup minta maaf dan terima konsekwensinya!
Kata-kata yang menjadikan kalimat bahwa 'jadikan ini perpisahan yang termanis', buat saya terdengar bagaikan sebuah kalimat dari seseorang yang egois, yang meleburkan kata 'maaf'nya ke dalam sebuah paksaan, dengan manipulasi 'playing victim'.
Wuih, berat banget dah bahasan saya ini, hahaha.
Tapi emang kenyataannya gitu kan ye.
Baca aja lagi semua liriknya, dan bandingkan dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak orang dewasa yang melakukan hal tersebut.
Atau, jangan-jangan kita sendiri juga melakukan hal itu?
Terang-terangan secara sadar melakukan kesalahan, setelah itu minta maafnya pakai alasan sepanjang kereta api.
Apalah guna meminta maaf, harusnya pahami dulu kata 'maaf' itu seutuhnya kan ye.
Keramatkan kata maaf! agar maafnya tidak lebih dari sebuah kata biasa.
Dan ketika akhirnya terjadi perpisahan, terima dengan ikhlas dan penuh penyesalan, tanpa embel-embel ini itu.
Perpisahan Selalu Terasa Pahit, yang Manis Tak Akan Berpisah
Sejujurnya, tak ada perpisahan yang terasa manis, khususnya bagi seorang wanita dalam memaknai perpisahan dari sebuah hubungan ya.
Bahkan se-kehilangan perasaan cinta-nya kepada pasangannya misalnya, lalu akhirnya berpisah.
Tetap saja ada sebuah lubang yang terasa menganga di hati wanita.
Saya rasa, demikian juga pria, hanya saja momennya beda.
Jika wanita, momen menyedihkan dari sebuah perpisahan, adalah sebelum dan sesaat setelah perpisahan tersebut.
Namun, jika pria, momen menyedihkan itu, adalah selepas beberapa hari paska perpisahan.
Semuanya sama, perpisahan selalu membawa rasa pahit, karena jika manis, tak akan mungkin berpisah, kecuali berpisah karena harus 'pulang' duluan ke Tuhannya.
Karenanya, jika memang tak mau mengalami perpisahan, jangan pernah menyimpan rasa pahit terlalu lama, nggak enak tauk!
Dan, jika memang takdirnya memang harus berpisah.
Ya udah, berpisah aja, nggak perlu playing victim ataupun memaksa ini itu.
Penutup
Jadikan ini perpisahan yang termanis merupakan sebuah lirik lagu dari Lovarian, yang buat saya pribadi merupakan bentuk egois dari kata maaf yang berselubung paksaan.
Karena, tak ada perpisahan yang manis, yang manis tak akan mungkin berpisah.
Berpisah itu pahit, dan biarlah pahitnya menghilang bersama waktu dan penerimaan diri.
Sumber dan referensi:
- Opini dan pengalaman pribadi
- https://www.kompas.com/hype/read/2020/07/28/110000466/lirik-dan-chord-lagu-perpisahan-termanis-lovarian diakses 08 Januari 2023
Gambar: Canva edit by Rey dan berbagai sumber
Btw, artikel ini diikut sertakan dalam tema mingguan 'Perpisahan' dari komunitas 1 minggu 1 cerita.
Demikian artikel tentang jadikan ini perpisahan yang termanis, yang menurut saya tidak ada perpisahan yang manis ketika saat itu sedang terjadi, semoga menginspirasi.